Penulis by : Mucry
Kejadian di luar gedung bisokop waktu bersama istriku itu, membuat aku sport
jantung alias degdegan tingkat tinggi, kalau kata orang zaman sekarang aku bisa
masuk langsung UGD ( Unit Galau Darurat ), jika sampai istriku waktu itu tahu
adalah ibunya, entah apa yang akan terjadi dan memang benar itu ibunya, tapi
aku coba mengalihkan pembicaraan ya sepintar -
pintar aku mengelabui istriku agar tidak terlalu fokus melihat lebih
detail kalau memang itu benar adalah ibunya.
2 jam setibanya di rumah setelah dari mall, aku
yang sedang asik mandi dalam kamar mandi
terdengar dering hp ku di atas meja kerja, sangkalku itu pasti dari ibu
mertua, panggil istriku.
“pihhh…
ada telepon ni, terima gak ? Tanya istriku
“Dari
siapa mih… ?” jawabku
“
Dari ibu Guru MTK” jawab istriku sembari teriak
“Biar
mih… biar papih yang terima”, tergesa gesa jawabku
Segera
aku mengenakan handuk dan keluar dari kamar mandi walaupun masih banyak
gelembung sabun di badanku, bahaya jika istriku yg terima tlp itu, yang aku
takutkan ibu mertua langsung memanggil sayang jika di terima sama istriku pasti
akan timbul bencana, aku lihat handphone ada 3 kali panggilan tidak terjawab,
iya memang benar yang telepon itu ibu mertua suduh ku duga , lalu aku mematikan hp agar ibu mertua tidak
telepon lagi, alasanku pada istri
“Yah
… hpnya low mihhh !”
“Siapa
sih pih ibu guru MTK, kayanya penting banget buat kamu”? Tanya istriku sedikit
curiga
“Ooow
..ini …. Ini mih guru MTK aku, waktu di SMA dulu aku suka konsultasi sama dia
masalah….. ya gitu dechh !” gugup dan bohong jawabku.
“Masalah
apa, memang apa hubungannya sama papih?” Tanya istriku dengan penasaran
“Ya..aa
mamih tahu lah,…. Oh iya mamih juga jagokan MTKnya, sudahlah mih aku mau
terusin mandi lagi ”.ngawur jawabku mengalihkan pembicaraan.
Bingung
aku mau jawab apa, karena semua pertanyaan istriku tidak di duga se kritis itu,
istriku terus bertanya – tanya masalah ibu guru MTK, sebisanya aku menjawab aku
selalu mengelak dan mengalihkan bahasan istriku masalah MTK.
Waktunya
makan malam tiba, aku ajak istri dan ayah mertuaku makan malam di luar di
sebuah rumah makan padang yang tidak
jauh dari rumah, menuju ke rumah makannya pun kita semua berjalan kaki, ini
semua siasat ku untuk mencoba menenangkan istriku yang selalu bertanya tentang
ibu guru MTK, sembari menunggu makanan yang sudah kita pesan, kita asik ngobrol
celetuk istriku Tanya pada ayahnya;
“pih,
mamih kok gak pernah kasih kabar ya, apa mungkin, dia gak inget sama
keluarganya, apa mamih lagi sibuk? terus pihh saat aku di mall mau masuk gedung
bioskop aku lihat di kira mamih, eeeh kata suamiku katanya bukan ? ” Tanya
istriku pada ayahnya
“Iya..ya,
mungkin sibuk kali mamih kamu, masa sih kamu ketemu ibu kamu, ibu kamukan lagi
diluar negeri”,. jawab ayah mertua
“istriku ini kenapa malah ngebahas kejadian
tadi lagi ? kalau gak tanya masalah guru MTK sekarang tanya mamihnya itukan
sama saja kalau mamih kamu itu ibu guru MTK alias ibu Mertua Teman
Kencanku". Ocehku dalam hati sembari menepukan kedua telapak tanganku di
jidat .
“ehhh
makanannya dah dateng, yuk.. kita makan dulu nanti ngobrolnya kita terusin di
rumah saja, aku sudah laper banget nih” ajakku pada istri dan ayah mertua.
Ibarat
sebuah permainan aku ini sedang main petak umpet dan yang sudah ngumpet duluan si sayang ibu mertua,
dan aku sedang menunggu giliran untuk bisa ngumpet bersama dengan si sayang ibu
mertua aku sendiri saat ini sedang melakukan gambreng dengan istri dan ayah
mertua tapi masih belum ada yang menang.
Sesudahnya
makam malam bersama di luar rumah, ayah mertua dan istriku di rumah masih
membahas ibu mertua / mamihnya, tapi aku sendiri aku tinggal tidur walaupun
memaksa istriku meminta menemaninya ngobrol aku tolak dengan banyak alasan,
capelah banyak kerjaanlahh di kantor, bermacam-macam alasan aku keluarkan untuk
menghindari rasa khawatir aku.
Di
apartemen sana aku yakin ibu mertua sedang memikirkan aku, dia pasti
bertanya-tanya kenapa hp aku di matikan, untuk sementara dan mulai hari
ini hpku non aktif jika sedang di
rumah takut ketahuan istriku, walaupun
di hpku sudah ganti nama tapi tetap saja
istriku lambat laun pasti curiga, keesokan hari aku ngantor seperti biasanya,
asiknya aku di depan computer, berdering telepon kantor di mejaku terperanjat
kaget aku di buatnya,
“
Ya Hallo selamat pagi” jawabku di telp
“Selamat
pagi pak, saya dari receptionis, ada tamu di lobby sudah menunggu pak.” Kata
receptionis
“oke,
terima kasih saya segera turun, pasti ini coustomer lagi ” jawabku
Pikirku
paling – paling coustomer yang
mengadukan masalah penyedotan pulsa yang sedang rame2 sekarang ini.
Tanya aku pada receptionis.
“Di
mana mbak tamunya?” tanyakku
“Maaf
pak, dia sedang ke toilet sebentar”,jawab si reception.
“ok
, Thk “ jawabku sembari menunggu
“Itu
pak tamunya”kata reception
“apaaaaaaaa…
ngapaiin dia kesini”kaget aku melihatnya.
Ternyata
tamuku itu adalah si sayang ibu mertua, geram aku melihatnya ngapain dia sampe
dateng ke kantorku, hampiri aku ke dia sembari menyeret tangannya aku ajak ke
kantin kantor.
“kamu
ngapaiin kesini…? Memang ga ada tempat lain apa buat ketemuan, sms dulu kek
telepon kek apa kek, pake dateng ke kantor gimana kalau ketauan orang kantor?”
tanyaku pada si sayang ibu mertua dengan nada marah
“habisnya
kamu di telepon gak diangkat-angkat malah di matiin lagi, gimana aku ga kesel,
kamu mau lari dari tanggung jawab ya?” jawab si sayang ibu mertua dengan nada
teriak
“
Gak usah pake teriak- teriak kali ngomongnya, malu di lihat orang, sudah nanti
aku temuin di apartemen, sekarang kamu pulang tunggu aku disana ok, aku jelasin
semuanya” jawabku.
Kemudian
aku mengantar si sayang menaiki taxi suruhku untuk segera pulang ke apartemen
ketempat dimana di bersembunyi, entah kenapa Akhir-akhir ini bawaan aku selalu
was-was, ada saja masalah entah itu di rumah, di kantor ,ini tambah lagi ibu
mertua / sisayang pake dateng kekantorku, mungkin bener apa kata orang kalau
kita banyak dosa bawaanya selalu curiga dan khawatir whateverlah, ketika aku
kembali menuju ruang kerja si reception kembali bertanya;
“itu
tadi istrinya ya pak? selamat yak pak sebentar lagi bapak jadi ayah..!” tanya
si receptions
Mendengarnya
pun aku kaget, diam aku tidak menjawab pertanyaan itu, selonong boy aku terus
berjalan menuju ruang kerja, gak peduli apa kata orang, sebelum aku menghampiri
ibu mertua ke apartement, sebelumnya aku berikan informasi pada istriku di
rumah, kalau aku pulang malam dengan alasan ada meeting dadakan di kantor dan
istriku percaya begitu saja, aku pikir-pikir sebenarnya apakah istriku bodoh
apa aku sendiri yang kurang ajar ?
Tepat
jam 5 sore aku keluar dari kantor , segera mungkin aku menghampiri sisayang ibu
mertua di apartementnya untuk memecahkan masalah. Setibanya disana yang aku
lihat si selir / si sayang
ibu mertua sudah berbaring di tempat tidur yang hanya berbalutkan selimut saja,
di bagian tengah yang ditutupi selimut yaitu perutnya aku liaht sudah makin membesar, yang tadinya aku mau
marah jadi tidak tega melihatnya. Tanya si sayang ibu mertua padaku.
“
Say, sebelum ngobrol kita for play dulu yuk” ajak ibu mertua sedikit genit
“
Aku datang kesini cuma sebentar, aku mohon sama kamu untuk sementara ini kamu
jangan telp aku jika aku sedang di rumah, dan aku mau minta penjelasan, siapa
laki-laki di café itu dan siapa sebenarnya istriku itu karena suamimu sendiri
bilang kalau istriku itu adalah anak kandung kamu ?” jawabku panjang lebar dan
sedikit sinis
Dengan
kata “ok” si sayang ibu mertua memulai semua pertaanyaanku dia jelaskan tentang
lelaki di café waktu bersamaanya, ternyata lelaki itu rekan kerja yang sedang
membicarakan proyek wisma atlit di palembang, tapi yang bikin aku terkejut saat
menjawab siapa sebenarnya istriku, ragu sekali terlihat olehku dia untuk
mengatakannya, dan ternyata istrriku itu benar adanya apa yang di katakana ayah
mertua kalau istriku itu anak satu-satunya anak kandungnya sendiri, tanyaku
padanya dengan gemes penuh emosi tambah
gereget juga .
“
Terus kenapa, kamu bilang ke aku kalau istriku itu anak tiri, kenapa kamu
setega itu ngatain anak kandung kamu sebagai anak tiri, apa coba maksud kamu ?”
tanyaku dengan penuh emosi
“iyaaaaaaa…
ini semua salahku, karena aku terlanjur sayang dan cinta sama kamu dan aku gak
mau lihat kamu bahagia sama istrimu” jawab si sayang ibu mertua sembari
menangis dan merangkul badanku.
“Iyaa
tapi, gak harus seperti itu caranya……achhh, aku juga sayang sama kamu!” jawabku
sambil menempelkan ke dua tanganku di pipinya dan menatap kedua bola matanya
yang berlinangkan air mata, tidak tega aku melihat ibu mertua menangis di
hadapanku .
Timbul
lagi masalah baru, kalau orang wajar bilang orang tua menginginkan anaknya
bahagia jika menikah / berumah tangga, ini beda si sayang ibu mertua inginkan
aku dan istriku / anaknya sendiri dia gak mau melihat anaknya bahagia
bersamaku, yang aku tambah bingung lagi mau di bawa kemana anak hasil
perselingkuhanku dengan ibu mertua jika
sudah terlahir kedunia?.
------------------------------------------------BERSAMBUNG-------------------------------------------
Ke
part.5
+ comments + 2 comments
Mana part. 5 nya bro..?
masih ada bro masih tak simpen
ada masukan untuk ceritanya
Post a Comment